“FAPERTA UMMAT BERKONTRIBUSI DALAM MERUMUSKAN PENANAMAN SIKAP POSITIF TERHADAP SAWIT, UNTUK MEMPERTAHANKAN DAYA SAING EKONOMI DI MASA DEPAN”

Spread the love

Rumusan penanaman sikap positif terhadap sawit untuk mempertahankan daya saing ekonomi di masa depan merupakan salah satu kesimpulan penting yang dihasilkan dari kegiatan focus group discussion (FGD) pada hari Sabtu tanggal 2 Nopember 2023 di Swiss Bell Hotel Bogor, yang mengambil tema pembentukan sikap positif masyarakat Indonesia terhadap sawit melalui system Pendidikan yang berkelanjutan. Kelapa sawit yang menjadi pokok bahasan diskusi tersebut memiliki daya saing yang tinggi dan telah berkontribusi pada system perekonomian di Indonesia. Minyak kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya diantaranya adalah kompetitif dalam harga, kualitas yang lebih baik, produktifitas lebih tinggi, dan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, sehingga komoditas ini sangat penting bagi perekonomian. Kontribusi kelapa sawit, menurut data OJK, sepanjang mata rantai distribusi dari hulu hingga hilir mencapai 6% – 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Total produksi minyak sawit mencapai 47,4 juta ton di tahun 2018, dengan komposisi ekspor mencapai angka 80,7 % dari total produksi komoditas ini. Total luasan kebun sawit di Indonesia telah mencapai 14,03 juta hektar dan telah meningkatkan penyerapan tenaga kerja menjadi lebih dari 16 juta orang. Komposisi tersebut terdiri dari 12 juta orang pekerja langsung dan 4 juta petani di perkebunan. Ekspor kelapa sawit Indonesia secara keseluruhan (CPO dan produk turunannya, biodiesel, dan oleochemical) telah dibukukan mengalami kenaikan sekitar 8% atau dari 32,18 juta ton pada 2017 meningkat menjadi 34,71 juta ton di 2018. Peningkatan paling signifikan secara persentase dicatatkan oleh biodiesel Indonesia yaitu sekitar 851%, atau dari 164 ribu ton (2017) menjadi 1,56 juta ton (2018).

Keunggulan minyak sawit ini dianggap mengganggu eksistensi dari minyak nabati lainnya sehingga menimbulkan persaingan bahkan memicu aksi untuk menahan perkembangan kelapa sawit di Indonesia. Salah satunya adalah kampanye negatif dan kebijakan hambatan perdagangan untuk minyak kelapa sawit. Isu yang banyak diangkat dalam kampanye negatif saat ini adalah terkait lingkungan dan sosial. Kampanye negatif itu sendiri telah berhasil membuat stigma negatif pada sebagian masyarakat Indonesia. Sebagai contoh kasus soal ujian sekolah di Provinsi Riau pada tahun 2021 yang dianggap telah mendiskreditkan kelapa sawit. Jika hal tersebut dibiarkan tentu akan merugikan industri kelapa sawit dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman, dalam keynotespeakesnya yang dibacakan oleh perwakilan BPDPKS yang hadir, menyatakan bahwa ada persepsi yang keliru mengenai kelapa sawit, dimana seringkali kelapa sawit dianggap menjadi komoditas yang tidak ramah lingkungan walaupun di lapangan persepsi ini tidak sepenuhnya benar. Sehingga dengan diselenggarakannya FGD ini merupakan Upaya yang tepat dan relevan dalam meluruskan persepsi yang kurang tepat tersebut.

Ketua Umum Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP. dalam sambutannya sebagai ketua pelaksana FGD, menyatakan bahwa peranan tenaga pendidik sangat penting dalam menanamkan sikap positif terhadap sawit sejak dini. Tenaga pendidik yang dimaksud terdiri dari guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Adapun jumlah tenaga pendidik di Indonesia berdasarkan data dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Untuk pembentukan sikap positif ini, menurut Dr. Benny Bernardus MM., Psy selaku Direktur Utama PT Daya Mitra Bersama Global (DMB Global) yang juga seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa proses membentuk sikap positif tentang sawit perlu dilakukan pada 2 kondisi yang pertama kondisi pembentukan sikap yang dilakukan sejak usia dini yang belum tercemar oleh kampanye negatif tentang sawit. Kedua adalah kondisi pembentukan sikap pada orang yang sudah memperoleh informasi negatif tentang kelapa sawit. Untuk itu dilakukan dengan mengacu pada konsep dasar sikap yang terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang sesuatu yang dapat diukur. Komponen afektif merupakan perasaan atau emosi yang dirasakan seseorang terhadap sesuatu yang dapat diukur. Komponen konatif merupakan keinginan atau tindakan yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu yang dapat diukur.

Penyelenggaraan FGD dengan tema “Pembentukan Sikap Positif Masyarakat Indonesia Terhadap Sawit Melalui Sistem Pendidikan yang Berkelanjutan”, diselenggarakan oleh Yayasan Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia bekerjasama dengan PT DMB Global dan didukung sepenuhnya oleh BPDP-KS, dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dalam membahas program kerjasama tersebut. Adapun tujuan rapat ini antara lain menyamakan persepsi kegiatan kerjasama Pembentukan Sikap Positif Masyarakat Indonesia Terhadap Sawit Melalui Sistem Pendidikan yang Berkelanjutan dengan melibatkan berbagai stakeholder, membahas kegiatan awal dalam pelaksanaan kerjasama program Pembentukan Sikap Positif Masyarakat Indonesia Terhadap Sawit Melalui Sistem Pendidikan yang Berkelanjutan, serta membahas tata laksana kegiatan dan anggaran dalam implementasi program Pembentukan Sikap Positif Masyarakat Indonesia Terhadap Sawit Melalui Sistem Pendidikan yang Berkelanjutan. Peserta kegiatan sebanyak 40 orang sekaligus menjadi narasumber dan pembahas yang merupakan para ahli/pakar di bidang industri kelapa sawit, ilmu sosial budaya, lingkungan, kesehatan, pendidikan, psikologi, dan komunikasi.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) merupakan unit organisasi noneselon di bidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Tugas BPDPKS adalah untuk melaksanakan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan komite pengarah dengan memperhatikan program pemerintah.

Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia merupakan suatu Yayasan yang mewadahi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTS-IPI) yang memiliki Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia.

Budy Wiryono sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram sebagai salah satu pembahas dalam kegiatan FGD dan merupakan anggota APTS-IPI memiliki pandangan bahwa diperlukan alternatif produksi pertanian yang bernilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Produksi pertanian yang dimaksud dapat diperoleh dari optimalisasi pengelolaan Kelapa Sawit.

Mitra strategis lain yang terlibat dalam FGD adalah PT Daya Mitra Bersama Global (DMB Global). PT DMB Global merupakan Perusahaan konsultan manajemen, pelatihan dan pengembangan SDM yang berdomisili di Jakarta dan memiliki banyak ahli di bidang SDM, agribisnis, manajemen, dan perbankan.